Postingan

homeless

seingatku rumah itu masih terlampau jauh dari jantung kota ketika hendak pulang dan terlalu dingin udara tengah malam untuk dihirup dan lepaskan oleh dada aku dan sepedaku kini sendirian membelah kepalaku jadi empat bagian apa yang bisa kulakukan kini? lampu-lampu perempatan telah berubah jingga kakiku menolak berhenti untuk menemukan arah rumah sedangkan hatiku lupa letak bau kamar yang kecewa setelah bertahun-tahun berlalu aku tak pernah benar-benar tahu dimana tempat tinggal sejati berada

kolam dalam

Gambar
kepercayaan mengeruh di kedalaman kolam yang kusinggahi kepalaku dilumuti banyak tanda tanya siapakah kelak membelah keruh yang membutakan mata sehingga terjangkau berkas cahaya? warna muram puisiku di dalam kolam yang dalam sesuatu bergeming kuharap diriku hanya seekor ikan betina kuharap  bisa keluar segera meski seketika dijemput maut mungkin itu tak papa tak tahukah kamu? wanita yang tumbuh dalam ketidakpastian sendirian membuatnya nampak menyedihkan lebih dari yang mereka pikirkan angkat aku menuju permukaan biar kutatap diriku dari pantulan air benarkah aku batu ataukah ikan tersesat itu?!

Faceless

memeluk bayangan tanpa wajah dini hari tak ubahnya histori tanpa amnesti terkepung dan berkejaran dengan udara dingin juga asa tanpa nama siapa sebenarnya dia ? menjelma jarum serupa duri tiap kusentuh tangkainya kau kuncup, merekah, mengatup jatuh dan buat hatiku patah

Rose

Gambar

Kehilangan lirik I

aku bergumam menuju kamar mandi mengingat-ingat lirik yang hilang dari rengkuhan bait kalimat tadi pagi air terus mengalir tak sabaran dari ujung kran kemelut uap keluar dari tubuhku yang hangat mengaburkan cermin memantulkan rindang anganku bayanganku bayanganmu ada aku kamu merengkuhku sepasang mata kekasih yang tak saling mencintai bercumbu lagi kulihat cermin sesekali raut muram itu kembali pasang di wajahmu sabarku kian tenggelam "jangan lakukan ini lagi !" ucapku dalam hati apakah tabiat kekasih selalu hendak melukai? tubuhku tersengguk mendekati sebalik handuk kekasihku masih dalam dekapku erat dan bukan orang lain ia tak pernah tahu soal derasnya airmata mungkin cinta nestapa luka juga sebilah belati yang sedang menari-nari di punggungnya kini

Anggur Buat Olfato

by: Dina Oktaviani kata orang aku dan olfato berteman baik meski kami hanya saling mencintai aku adalah hati, dan olfato berarti naluri aku menyukai kesedihan yang jatuh dari hujan  dan menetes dari anggur karena mereka bening dan segar seperti kristal usia -kamu dapat hidup di masa lalu selamanya; karena olfato membenci air mata di tubuhku dan aku dapat membuangnya setiap hujan itu datang tapi aku tidak mengerti mengapa olfato lebih menyukai perempuan yang bahagia yang selalu kering dan baik-baik saja yang dapat melihat yang benar dan salah pada cinta  di hari kami berpisah  aku menyimpan sisa anggur untuk masa tua kami sebab, kata orang, aku dan olfato berteman baik meski bagiku kami hanya saling mencintai  namun olfato tiba sebelum masa tua  ia datang bersama perempuan itu; akalnya dan gelas yang kupunya cuma dua jadi kusuguhi mereka dengan kata-kataku saja sampai mereka pergi: perempuan itu tak bisa me...

Pesisir

aku tak hendak hentikan mimpi dipesisir ini meski pekat langit malam menunggu harapku mati dan dengan lengah ku tunggu janji yang kau tinggal pergi  disini, setiap rindu menjemput mahu, aku selalu ada untuk mengecapi seluruh sisa rasa bahagia, sebab telah tiada lagi cara dengarlah : dapat ku kenali debar jantungmu seperti debur ombak malam ini hangat pasirmu merengkuh dan menahanku pada janji serta dinginnya caramu pergi, karamkanku kedasar palungmu aku akan abadi disini dipesisir ini.                                                                                                           31 Januari 2017