Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Kesaksian Langkana

Oleh Kunni Masrohanti Benarlah kataku Resah itu pasrah Bebas tak berbekas Didadaku Kau lepas segalamu Amukmu radangmu sayangmu Dalam peluk diam seribu batu  Kau sandarkan jua pedih itu  Biar tak bersuara Aku tahu itu yang tersirat Itu yang kau sebut laknat Saksiku saksi pulau Langkana jauh tak pun risau Serisau risaumu  Yang kau tinggal di jantungku

Sudah bukan lagi

oleh Kunni masrohanti Telah ku kirim setangkai mawar Dari sudut mata di mejamu Masihkah aku hilang dalam tinta Gelap gelap Butaku menyumbat janji sepenggal maut  Yang menari-nari di jarimu Tak sekata menitip apa Pesan jangankan Bukan lagi kukirim setangkai mawar Akankah kau menulis Aku pun begitu Pekanbaru,1999 

Sunset Sun

oleh Kunni Masrohanti Matahari telah tenggelam dari koh brothers Timbul tenggelam timbul tenggelam Lalu timbul lagi untuk tenggelam berkali-kali Aku pesan padamu sun Jangan pergi untuk kembali Lalu pergi berkali-kali Batam,1999

Puisi Hari Menuai

Hari Menuai  oleh: Amir Hamzah Lamanya sudah tiada bertemu tiada kedengaran suatu apa tiada tempat duduk bertanya tiada teman kawan berberita Lipu aku diharu sendu samar sapur cuaca mata sesak sempit gelanggang dada senak terhentak raga kecewa Hibuk mengamuk hati tergari melolong meraung menyentak rentak membuang merangsang segala petua tiada percaya pada siapa Kutilik diriku kuselam tahunku timbul terasa terpancar terang istiwa lama merekah terang merona rawan membunga sedan Tahu aku kini hari menuai api mengetam ancam membelam redam ditulis dilukis jari tanganku.